Mikrotia


MIKROTIA

APA ITU MIKROTIA?
Microtia adalah kelainan telinga yang merupakan cacat lahir umum, yang berarti bahwa hal itu terjadi ketika anak masih berkembang sebelum lahir. Microtia merupakan malformasi kongenital atau yang lebih dikenal dengan kesalahan pembentukan pada telinga bagian luar (daun telinga) sejak lahir. Microtia merupakan kelainan struktural telinga yang tepatnya terjadi pada telinga bagian luar. Namun, kondisi ini bisa juga berdampak pada telinga bagian tengah dan dalam. Microtia berasal dari dua kata yaitu micro yang artinya kecil dan otia yang artinya telinga. Microtia adalah gangguan bawaan yang menyebabkan terbentuknya telinga luar yang kecil atau abnormal. Teratogen yang paling sering menyebabkan kelainan mikrotia seperti isotretionin, thalidomide dan infeksi rubella pada masa kehamilan.
Microtia merupakan kelainan pada telinga yang terjadi akibat pertumbuhan pinna atau aurikula atau daun telinga tidak sempurna, sehingga menyebabkan kecacatan yang tidak hanya pada bentuk telinga bagian luar, namun juga bagian lain pada telinga. Hal ini menyebabkan penderita microtia umumnya juga mengalami gangguan pada fungsi pendengarannya.
Mikrotia didefinisikan sebagai daun telinga yang kecil  dengan insiden sekitar 1 dari 7000-8000 ribu kelahiran. Mikrotia lebih sering terjadi pada telinga kanan dengan rasio sekitar 3:2, lebih sering pada laki-laki daripada perempuan (3:2), kasus lebih sering terjadi pada salah satu telinga daripada kedua telinga dengan perbandingan 4:1. Mikrotia disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, bukan suatu kelainan kromosom.
Tingkat keparahan dari microtia dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :
1.      Tingkatan Pertama :  merupakan mikrotia ringan, dimana struktur telinga luar masih lengkap, tetapi tidak berkembang dengan sempurna sehingga saluran telinga kecil.
2.      Tingkatan kedua :  pada tingkatan ini saluran telinga tertutup dan struktur luar pada telinga hanya sebagian yang berkembang.
3.      Tingkatan ketiga :  jenis mikrotia ini adalah jenis yang paling sering ditemui di dalam masyarakat. bagian telinga sudah tidak dapat dikenali. Tidak terdapat saluran telinga, gendang telingan maupun daun telinga. Hanya terdapat sedikit bagian kecil dari kulit yang tumbuh pada letak telinga seharusnya.
4.      Tingkatan keempat :  mikrotia ini adalah hilangnya semua bagian-bagian telinga. Smua bagian telinga tidak terbentuk sama sekali.

APA PENYEBAB TERJADINYA MIKROTIA?
Microtia terjadi ketika telinga tidak berkembang secara sempurna yang mana hal ini terjadi di saat masa embrio atau berada di dalam kandungan seorang ibu. Penyebab munculnya ketidaksesuaian dalam pembentukan bagian tubuh ini masih belum diketahui.
Microtia juga bisa dikaitkan dengan sindrom spektrum khususnya hemifacial microsomia atau yang merupakan gangguan pembentukan pada jaringan lunak dan keras pada bagian sisi wajah sejak dalam kandungan, goldenhar sindrom (kelainan kepala serta bagian tulang belakang) dan sindrom treacher-collins (kelainan genetik atas perubahan bentuk wajah).

BAGAIMANA CARA PENGOBATANNYA?
Gejala dari microtia meliputi adanya gangguan telinga yang sedang hingga parah. Dalam kasus microtia, telinga bagian dalam (koklea) tidak akan terpengaruh atau pendengaran akan berfungsi dengan normal. Namun, karena adanya gangguan pembentukan bagian luar yang tidak sempurna ataupun hilang, maka anak tidak bisa mendengar secara normal.
Microtia dapat didiagnosis dengan mengetahuinya sejak awal kelahiran yang ditandai dengan adanya ketidaksempurnaan pembentukan pada telinga. Gangguan telinga ini bisa didiagnosis sejak dalam kandungan menggunakan tes auditory brainstem response (ABR). Jika memang bagian dalam tidak terdeteksi, maka tes tersebut akan menunjukan hasil yang normal.
Operasi rekonstruksi merupakan cara untuk mengobati cacat bawaan pada telinga ini. Pelaksanaan operasi rekonstruksi telinga dengan teknik Nagata dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama meliputi pencangkokan tulang rawan iga penderita untuk kemudian dibuat menjadi kerangka daun telinga dengan tragus serta proses rotasi lobus sehingga menempati posisi yang seharusnya. Apabila telinga yang mengalami mikrotia ialah telinga sisi kanan, maka pencangkokan tulang iga akan diambil dari sisi kiri untuk mendapatkan bentuk kerangka telinga yang lebih sesuai dan sebaliknya untuk sisi yang lain. Pada tahap kedua, dilakukan elevasi kerangka yang telah ditanam dan pembuatan sulkus retroaurikular atau lekukan di belakang daun telinga sehingga kecondongan daun telinga dapat dibuat menyerupai telinga yang normal.







SUMBER BACAAN

http://www.onurcelik.com/kulagin-dogumsal-gelisim-anormalligi.php#.WhheOPmE-KE
orli.or.id/journal/index.php/orli/article/view/84/92


Komentar